Kelompok
1 :
1. Arlita
Bhakti F ( 02 )
2. Chusnia
F Muna ( 04 )
3. Januar
Fitriana ( 12 )
4. Vivi
Aprilia Dewi ( 32 )
5. Yayank
Dita A ( 34 )
SMA
N 2 Bae Kudus
Jl.
UMK Gondangmanis
A. Tujuan
1.
Mengetahui
kecepatan respirasi pada serangga
2.
Mengetahui
pengaruh berat serangga terhadap laju reaksi respirasi
B. Alat
dan Bahan
1. Respirometer sederhana
2. Neraca
3. Jangkrik
4. Kristal NaOH (KOH)
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. jarum suntik
9. Stopwatch/ pengukur waktu
C.
Cara Kerja
1. Bungkuslah Kristal NaOH menggunakan
kapas dan masukkan ke tabung respirometer
2. Timbanglah jangkrik yang akan
dipakai untuk praktikum, lalu masukkan jangkrik tersebut ke tabung respirometer
3. Lalu masukkan cairan ke tabung
respirometer dengan suntikan
4. Letakkan respirometer di tempat yang
datar
5. Tutuplah sambungan antara pipa
dengan bejana menggunakan plastisin agar tidak bocor udaranya
6. Tutuplah ujung pipa kapiler dengan
jari telunjuk selama 6 menit. Setelah itu lepaskan ujung jari dan segera
teteskan eosin secukupnya pada ujung pipa kapiler berskala menggunakan
suntikan. Usahakan cairan eosin menutup ujung pipa kapiler
7. Amati perubahan kedudukan eosin
setiap dua menit pada pipa kapiler berskala. Hitunglah jarak yang ditempuh
eosin setiap dua menit.
8. Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan
jangkrik dalam waktu 6 menit
9. Ulangi cara kerja diatas menggunakan
jangkrik yang mempunyai berat berbeda
10. Lalu, tulislah hasil pengamatan anda
dalam table seperti berikut
D.
Table Pengamatan
Menit ke
|
Skala Yang Ditempuh
|
||
Jangkrik A (1,2 g)
|
Jangkrik B (1,6 g)
|
Jangkrik C (1,5 g)
|
|
1
|
0,3
|
0,1
|
0,2
|
3
|
0,5
|
0,2
|
0,4
|
6
|
0,8
|
0,4
|
0,5
|
E.
Pembahasan
Pada
praktikum repirasi kali ini menggunakan serangga (jangkrik) yang dimasukkan ke
dalam respirometer.Serangga ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer
kemudian dimasukkan eosin yang berfungsi untuk mengikat O2, namun eosin harus
dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam
tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan serangga dengan zat kimia karena
serangga akan mati bila bersentuhan dengan eosin. Kemudian pada ujung pipa
kapiler diberi cairan untuk memisahkan udara yang ada di dalam tabung dan udara
yang ada di luar tabung.
Pernapasan
pada serangga dengan menggunakan trakea dimana udara yang ada masuk secara
difusi, penyebab terjadinya difusi pada belalang karena dalam proses respirasi
khususnya pada belalang, O2 agar dapat dipindahkan dari lingkungan ke dalam
tubuh melintasi membran respirasi yang permukaannya pada tiap serangga tidak
sama dan juga membran ini mengandung kapiler, sehingga agar masuk ke dalam
tubuh serangga harus melalui mekanisme difusi secara pasif. Sistem pernapasan
trakea pada serangga yaitu udara masuk melalui stigma, dan masuk ke dalam
trakea, terlebih dahulu udara ini disaring oleh rambut-rambut halus yang
terdapat pada stigma sehingga udara dan debu dapat dipisahkan. Karena adanya
kontraksi tubuh yang menjadikan tubuh serangga kembang kempis sehingga pembuluh
trakea ikut kembang kempis. Akibatnya udara dapat beredar keseluruh bagian sel
tubuh dan diedarkan oleh trakeolus yaitu cabang-cabang kecil trakea yang
menembus jaringan kecil. Pada proses respirasi ditandai dengan bergeraknya air
pada pipa kapiler. Persamaan reaksi antara eosin dan CO2 yaitu: Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
1.) Jenis
kelamin
Belalang
atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang
berbeda.
2.) Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan.
Makin
tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
belalang.Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
3.) Ketersediaan
Oksigen.
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
4.) Suhu.
Serangga
mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan
mengeluarkan CO2 dari tubuh.Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi
saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu,
pengangkutan O2dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem
transportasi atau darah.Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang
kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.Selanjutnya dari stigama, udara
masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada
serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi
karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara tepat
5.) Berat
Tubuh Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus.
Karena
setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar.Semakin
berat serangga semakin cepat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala,
begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan
larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin berat tubuh serangga,
akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat
pernafasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat
respirasinya. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih
banyak membutuhkan oksigen sehingga akan bernafas cepat. Pada hasil praktikum
di atas, jelas sekali bahwa ukuran tubuh belalang atau jangkrik tidak
mempengaruhi laju pernapasan.Semakin besar ukuran dan berat tubuh belum tentu
semakin cepat pernapasannya.Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu
pernapasan pada belalang yang ukurannya lebih besar dan lebih berat daripada
jangkrik, memberikan hasil yang tidak sebagaimana mestinya. Karena pada
belalang yang berukuran lebih besar daripada jangkrik melakukan aktifitas yang
berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak
pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari serangga
juga memengaruhi laju pernapasan.Akan tetapi, hasil praktikum menunjukkan bahwa
belalang yang berukuran lebih besar pernafasannya lebih lambat daripada jangkrik
yang aktif bergerak. Seharusnya semakin berat/ besar ukuran serangga, oksigen
yang butuhkan akan semakin banyak karena untuk melakukan aktifitas yang banyak
bergerak sehingga laju respirasinya akan lebih cepat. Sehingga kami
menyimpulkan bahwa selain berat, aktivitas juga sangat berpengaruh terhadap
laju pernafasan serangga.Pada pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa data
hasil praktikum yang telah kami buat belum sepenuhnya akurat.
Kesalahan
atau kegagalan percobaan dapat disebabkan karena :
Ø Alat
praktikum tidak berfungsi secara maksimal/ rusak.
Ø Adanya air dalam respirometer yang menghambat
laju respirasi
Ø Serangga yang digunakan sudah tidak bugar/
sehat atau serangga diambil sehari sebelum praktikum
F.
Pertanyaan
1. Apakah tujuan
digunakan NaOH dan KOH dalam percobaan ?
2. Mengapa pada percobaan
terjadi perubahan kedudukan eosin ?jelaskan !
3. Bagaimana perubahan
kedudukan eosin pada setiap percobaan ?
4. Adakah hubungan antara
berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen ?
5. Apa kesimpulan dari
percobaan ini ?
Jawab :
1.
Tujuan
digunakannya Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar
tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas
dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume
oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat
mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai
berikut:
KOH+CO2→KHCO3
KOH+CO2→KHCO3
KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O
2.
Pergeseran eosin disebabkan karena faktor konsumsi oksigen oleh serangga didalam
tabung. Eosin bergerak ke arah tabung spesimen ke dalam karena adanya
penyusutan volume udara dalam tabung tersusut tersebut . Karena oksigen
dihirup oleh jangkrik kemudian karbondioksida diserap NaOH. Begitu terus
sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam.
3.
NaOH
akan terus bergerak mendekati objek atau serangga karena pada saat serangga
bernafas eosin akan tertaik.
4.
Ada,
karena semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
5.
Berdasarkan percobaan yang saya lakukan didapatkan analisis
data pengamatan yang berupa kenaikan dan penurunan laju pernafasan pada
percobaan.
Pada percobaan pertama yang saya lakukan di 1 menit pertama
pada jangkrik yang bertubuh kecil didapatkan perpindahan titik eosin yang
menujukkan skala 0,1 ml dengan perlakukan yang sama di menit yang
ke-3 menunjukkan skala 0,2 ml yang mana terjadi pertambahan 0,4 ml di
menit ke -6.
Pada
percobaan ke kedua saya melakukan hal yang sama dengan percobaan yang pertama
dengan tempat, bahan dan alat yang sama saya melakukan pengujian tetapi dengan
object yang berbeda yaitu jangkrik yang ukurannya lebih besar, pada 1 menit
pertama saya melihat skala yang di tunjukkan oleh eosin adalah 0,2 ml pada
menit ke 3 saya melihat pergerakan eosin menuju ke skala 0,4 ml. Pada menit ke
-6 saya mengamati lagi dan eosin menunjukkan skala 0,5 ml sehingga terjadi
pertambahan 0,1ml pada menit ke-6.
Pada percobaan ke kedua saya
melakukan hal yang sama dengan percobaan yang pertama dengan tempat, bahan dan
alat yang sama saya melakukan pengujian tetapi dengan object yang berbeda yaitu
jangkrik yang ukurannya paling besar, pada 1 menit pertama saya melihat skala
yang di tunjukkan oleh eosin adalah 0,3 ml pada menit ke 3 saya melihat pergerakan
eosin menuju ke skala 0,5 ml. Pada menit ke -6 saya mengamati lagi dan eosin
menunjukkan skala 0,8 ml sehingga terjadi pertambahan 0,3ml pada menit ke-6.
Maksud dari penggunaan KOH berbentuk
kristal pada percobaan diatas ini adalah sebagai pengikat gas hasil
respirasi dari serangga yaitu gas CO2 yang dihembuskan ke
ruangan respirometer. Penggunaan eosin pada percobaan dapat menunjukkan skala
oksigen yang di gunakan pada proses respirasi jangkrik. Yang mana oksigen di
dalam respirometer tersebut dapat dihitung dari skala yang ada melalui
pergerakannya. saat eosin bergerak maka dapat diketahui jika
jangkrik sedang mulai bernafas atau menghirup O2 bebas yang
tersedia di respirometer. Kecepatan pernafasannya per 2 menit dapat dilihat
dari pergerakan yang ada pada titik awal skala sampai titik akhir skala . Pada
keduanya jangkrik yang besar ataupun yang kecil laju pernafasannya melambat
setelah menit ke 6 sampai ke 10 ini diakibatkan oleh kondisi O2 yang
semakin lama semakin berkurang di ruang respirometer. Pada jangkrik yang
bertubuh besar kebutuhan oksigennya lebih banyak dapat dilihat dari data
pengamatan skalanya jauh lebih cepat di banding jangkrik yang bertubuh kecil.
Disini massa atau berat tubuh jangkrik sangat mempengaruhi. Semakin besar tubuh
jangkrik atau organisme maka semakin banyak O2 yang dibuthkan
untuk proses respirasi berarti ukuran tubuh berbanding lurus dengan kebutuhan
oksigen.
G.
Kesimpulan
Dari percobaan saya lakukan dapat di
simpulkan beberapa hal terkait dengan pernafasan pada jangkrik yaitu;
1)
Jankrik bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.
2)
Fungsi dari KOH dalam percobaan adalah untuk mengikat gas
buangan karbondioksida dari pernafasan jangkrik.
3)
Fungsi eosin pada percobaan sebagai petunjuk laju kecepatan
pernafasan.
4)
faktor – faktor yang mempengaruhi pernafasan pada jangkrik
adalah ukuran atau berat badan tubuh jangkrik, ketersediaan oksigen yang
cukup dalam ruangan (respirometer), suhu ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah., Choirul Muslim dan
Syalfinaf Manaf.2010.Biology 2B for Senior High School Grade XI Semester
2.Jakarta:Esis. Ø Syamsuri, Istamar.,dkk.2007.Biologi untuk SMA Kelas XI
Semester 2. Jakarta: Erlangga. Ø Reza Fredo Simarmata. Praktikum Respirasi
Serangga. (Online).
(http://biologipedia.blogspot.com/2012/03/praktikum-respirasi-serangga.html/
Today Deal $50 Off :https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off :https://goo.gl/efW8Ef
Aryulina, Diah., Choirul Muslim dan
Syalfinaf Manaf.2010.Biology 2B for Senior High School Grade XI Semester
2.Jakarta:Esis. Ø Syamsuri, Istamar.,dkk.2007.Biologi untuk SMA Kelas XI
Semester 2. Jakarta: Erlangga. Ø Reza Fredo Simarmata. Praktikum Respirasi
Serangga. (Online).
(http://biologipedia.blogspot.com/2012/03/praktikum-respirasi-serangga.html/
Today Deal $50 Off :https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off :https://goo.gl/efW8Ef
Anonim. 2009. Laporan Praktikum Respirasi Pada Serangga .http://acha.blogspot.com. Diakses pada 20 Desember
2014
Robby Primadani. 2006. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan :
Respirasi . Banjarmasin : Prodi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA
FKIP Uuniversitas Lambung Mangkurat .
Sangat manfaat kak
BalasHapusBagus kak
Hapus